Rabu, 02 Maret 2016

Gerhana Matahari, Hari Raya Nyepi dan Solat Gerhana Matahari

Gerhana Matahari, Hari Raya Nyepi  dan Solat Gerhana Matahari
Kangsoal.blogspot.co.id.- Gerhana Matahari, Hari Raya Nyepi dan Solat Gerhana Matahari - Pada tanggal 9 Maret 2016 akan terjadi gerhana matahari. Gerhana Matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer.

Gerhana Matahari pada tanggal 9 Maret 2016
Diagram gerhana Matahari: bulan menutupi Matahari pada siang hari
 

Gerhana Matahari dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu:

    Gerhana total terjadi apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.

    Gerhana sebagian terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.

    Gerhana cincin terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika piringan Bulan berada di depan piringan Matahari, tidak seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh piringan Bulan. Bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan, berada di sekeliling piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.

    Gerhana hibrida bergeser antara gerhana total dan cincin. Pada titik tertentu di permukaan bumi, gerhana ini muncul sebagai gerhana total, sedangkan pada titik-titik lain muncul sebagai gerhana cincin. Gerhana hibrida relatif jarang.

Mengamati gerhana Matahari

Gerhana Matahari tahun 1999 di Perancis
 
Melihat secara langsung ke fotosfer matahari (bagian cincin terang dari Matahari), bahkan hanya dalam beberapa detik, dapat mengakibatkan kerusakan permanen retina mata karena radiasi tinggi yang tak terlihat yang dipancarkan dari fotosfer. Kerusakan yang ditimbulkan dapat mengakibatkan kebutaan. Mengamati gerhana Matahari membutuhkan pelindung mata khusus atau dengan menggunakan metode melihat secara tidak langsung. Kaca mata sunglasses tidak aman untuk digunakan karena tidak menyaring radiasi inframerah yang dapat merusak retina mata. Karena cepatnya peredaran Bumi mengitari matahari, gerhana matahari tak mungkin berlangsung lebih dari 7 menit dan 58 detik jadi jika ingin melihatnya lakukan sesegera mungkin.

 Hari Raya Nyepi

Di Indonesia tanggal 9 Maret 2016  bertepatan dengan dengan Hari Raya Nyepi  umat Hindu. Nyepi adalah hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap tahun Baru Saka. Hari ini jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX) yang dipercayai merupakan hari penyucian dewa-dewa yang berada di pusat samudera yang membawa intisari amerta air hidup. Untuk itu umat Hindu melakukan pemujaan suci terhadap mereka.

Nyepi berasal dari kata sepi (sunyi, senyap). Hari Raya Nyepi sebenarnya merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan/kalender caka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Tidak seperti perayaan tahun baru Masehi, Tahun Baru Saka di Bali dimulai dengan menyepi. Tidak ada aktivitas seperti biasa. Semua kegiatan ditiadakan, termasuk pelayanan umum, seperti Bandar Udara Internasional pun tutup, namun tidak untuk rumah sakit.

Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta). Sebelum Hari Raya Nyepi, terdapat beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu, khususnya di daerah Bali.
Melasti, Tawur (Pecaruan), dan Pengrupukan

Tiga atau dua hari sebelum Nyepi, umat Hindu melakukan Penyucian dengan melakukan upacara Melasti atau disebut juga Melis/Mekiyis. Pada hari tersebut, segala sarana persembahyangan yang ada di Pura (tempat suci) diarak ke pantai atau danau, karena laut atau danau adalah sumber air suci (tirta amerta) dan bisa menyucikan segala leteh (kotor) di dalam diri manusia dan alam.

Sehari sebelum Nyepi, yaitu pada "tilem sasih kesanga" (bulan mati yang ke-9), umat Hindu melaksanakan upacara Buta Yadnya di segala tingkatan masyarakat, mulai dari masing-masing keluarga, banjar, desa, kecamatan, dan seterusnya, dengan mengambil salah satu dari jenis-jenis caru (semacam sesajian) menurut kemampuannya. Buta Yadnya itu masing-masing bernama Pañca Sata (kecil), Pañca Sanak (sedang), dan Tawur Agung (besar). Tawur atau pecaruan sendiri merupakan penyucian/pemarisuda Buta Kala, dan segala leteh (kekotoran) diharapkan sirna semuanya. Caru yang dilaksanakan di rumah masing-masing terdiri dari nasi manca (lima) warna berjumlah 9 tanding/paket beserta lauk pauknya, seperti ayam brumbun (berwarna-warni) disertai tetabuhan arak/tuak. Buta Yadnya ini ditujukan kepada Sang Buta Raja, Buta Kala dan Batara Kala, dengan memohon supaya mereka tidak mengganggu umat.

Mecaru diikuti oleh upacara pengerupukan, yaitu menyebar-nyebar nasi tawur, mengobori-obori rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu, serta memukul benda-benda apa saja (biasanya kentongan) hingga bersuara ramai/gaduh. Tahapan ini dilakukan untuk mengusir Buta Kala dari lingkungan rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar. Khusus di Bali, pengrupukan biasanya dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh yang merupakan perwujudan Buta Kala yang diarak keliling lingkungan, dan kemudian dibakar. Tujuannya sama yaitu mengusir Buta Kala dari lingkungan sekitar.
Puncak acara Nyepi

Keesokan harinya, yaitu pada pinanggal pisan, sasih Kedasa (tanggal 1, bulan ke-10), tibalah Hari Raya Nyepi sesungguhnya. Pada hari ini suasana seperti mati. Tidak ada kesibukan aktivitas seperti biasa. Pada hari ini umat Hindu melaksanakan "Catur Brata" Penyepian yang terdiri dari amati geni (tiada berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan). Serta bagi yang mampu juga melaksanakan tapa, brata, yoga, dan semadhi.

Demikianlah untuk masa baru, benar-benar dimulai dengan suatu halaman baru yang putih bersih. Untuk memulai hidup dalam tahun baru Caka pun, dasar ini dipergunakan, sehingga semua yang kita lakukan berawal dari tidak ada,suci dan bersih. Tiap orang berilmu (sang wruhing tattwa jñana) melaksanakan brata (pengekangan hawa nafsu), yoga (menghubungkan jiwa dengan paramatma (Tuhan)), tapa (latihan ketahanan menderita), dan samadi (manunggal kepada Tuhan, yang tujuan akhirnya adalah kesucian lahir batin).

Semua itu menjadi keharusan bagi umat Hindu agar memiliki kesiapan batin untuk menghadapi setiap tantangan kehidupan pada tahun yang baru.
Ngembak Geni (Ngembak Api)

Rangkaian terakhir dari perayaan Tahun Baru Saka adalah hari Ngembak Geni yang jatuh pada "pinanggal ping kalih" (tanggal 2) sasih kedasa (bulan X). Pada hari ini Tahun Baru Saka tersebut memasuki hari ke dua. Umat Hindu melakukan Dharma Shanti dengan keluarga besar dan tetangga, mengucap syukur dan saling maaf memaafkan (ksama) satu sama lain, untuk memulai lembaran tahun baru yang bersih. Inti Dharma Santi adalah filsafat Tattwamasi yang memandang bahwa semua manusia di seluruh penjuru bumi sebagai ciptaan Ida Sanghyang Widhi Wasa hendaknya saling menyayangi satu dengan yang lain, memaafkan segala kesalahan dan kekeliruan. Hidup di dalam kerukunan dan damai.

Solat Gerhana Matahari 

Ketika gerhana Matahari sedang berlangsung, umat Islam yang melihat atau mengetahui gerhana tersebut disunnahkan untuk melakukan salat gerhana.
Melakukan ‘Solat Gerhana Matahari’ atau dikenali juga dengan nama ‘Solat Sunat Kusuf’ adalah ‘sunat muakkad’ bagi muslimin dan muslimat (lelaki atau perempuan), sama ada orang yang bermukim atau bermusafir, merdeka atau hamba. Disunatkan mandi sebelum dirikan solat gerhana, seperti hendak solat Jumaat
.
Solat Sunat Kusuf boleh dilakukan di mana-mana samada di rumah, surau atau masjid. Solat Sunat Kusuf boleh dilakukan secara bersendirian Walau bagaimanapun yang lebih afdhal dan utama adalah ditunaikan secara berjamaah di masjid yang didirikan Solat Jumaat.
.
Sebaiknya dibacakan khutbah setelah selesai solat seperti mana pada solat hari raya. Isinya diarahkan kepada keterangan tentang gerhana, isu-isu semasa ataupun hal-hal bermanfaat yang menjurus kepada anjuran taubat, sedekah, persatuan, amar ma’ruf nahi mungkar.
.

Waktu Solat Gerhana Matahari

Solat Sunat Kusuf / Gerhana Matahari waktunya bermula ketika ternyata sedang berlakunya gerhana matahari sehingga selesai gerhana matahari tersebut. Iaitu dengan berakhir, tamatnya gerhana itu atau sehingga jatuhnya matahari dan hilangnya gerhana tersebut. Sekiranya gerhana berlaku ketika atau selepas terbenam matahari, maka tidak ada solat gerhana.

Pelaksanaan Gerhana Matahari (Kusuf)

‘Solat Sunat Kusuf / Gerhana Matahari’ tidak perlu ‘Iqamah’ tapi cukup sekadar ucapan (الصِّلاَةُ جَامِعَةً ) dan dilakukan dengan 2 rakaat sebagaimana solat sunat biasa. Dalam semua cara Solat Sunat Gerhana Matahari, hendaklah diperlahankan suara ketika membaca surah.
.
.
1.  Lafaz Niat Solat Sunat Gerhana Matahari :

Aku Solat Sunat Gerhana Matahari dua rakaat, kerana Allah Ta’ala.
.
2.  Disunatkan membaca surah-surah panjang dalam setiap rakaat Solat Sunat Kusuf tetapi bacaan Al Fatihah dan surah tidak boleh dijaharkan (dinyaringkan).
Dari Aisyah r.a. berkata:

عن عائشة نحو حديث ابن عباس وقالت: أَنَّ رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم خَسَفَتِ الشَّمْسُ قَامَ فَكَبَّرَ وَقَرَأَ  قِرَاءَةً  طَوِيلَةً  ثُمَّ  رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلاً ثُمَّ رَفُعَ  رَأْسُهُ فَقَالَ سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ وَقَاَم كَمَا هُوَ نَقَرَ  قِرَاءَةً  طَوِيلَةً وَهِىَ أَدْنى مِنَ القِرَاءَةِ الأُولَى ثُمَّ  رَكَعَ  رُكُوعًا طَوِيلاً وَهِىَ أَدْنَى مِنَ الرَّكْعَةِ الأُولَى  ثُمَّ سَجَدَ سُجُودًا طَوِيلاً  ثُمَّ فَعَلَ ِفي  الرَّكْعَةِ  الآخَِرةِ مِثْلَ ذلِكَ  ثُمَّ سَلَّمَ  وَقَدْ تَجَلَّتِ الشَّمْسُ فَخَطَبَ  النَّاسِ فَقَالَ ِ في  كُسُوفِ الشَّمْسِ وَالقَمَرِ  إِنَّهُمَا  آيَتَانِ  مِنْ  آياَتِ اللهِ  َلا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وََلا لحَِيَاتِهَ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلاَةِ.

“Sesungguhnya Rasulullah SAW berdiri (di masjid) pada hari terjadi gerhana matahari, lalu Baginda mengadakan solat gerhana dan membaca bacaan yang panjang (seukur seratus ayat surah al-Baqarah), kemudian Baginda mengangkat kepala dan mengucapkan “Sami’ Allahhu Liman Hamidah”, dan Baginda berdiri lalu membaca bacaan yang panjang, sedang bacaan (dalam berdiri yang kedua) ini sedikit berkurang daripada bacaan yang pertama, kemudian Baginda rukuk dengan rukuk yang panjang, sedang rukuk ini berkurang dari rukuk pertama, kemudian Baginda sujud dengan sujud yang panjang (bertasbih seukur bacaan seratus ayat), kemudian Baginda bertindak sepadan demikian (rakaat pertama) itu pada rakaat yang akhir (kedua), Selanjutnya Baginda mengakhiri solatnya dengan salam, sedang gerhana matahari telah berakhir. Lalu Baginda berkhutbah kepada manusia: “Pada gerhana matahari dan bulan, sesungguhnya keduanya adalah dua tanda (kebesaran) di antara tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidaklah terjadi gerhana kerana kematian seseorang pula tidaklah kerana kehidupan seseorang. Maka apabila kalian melihat keduanya (gerhana)maka bersyukurlah kepada solat gerhana.”  (Riwayat Bukhari 4-hlm: 358)
.
3.  Dilaksanakan dengan dua raka’at. Di dalamnya dilaksanakan sama ada dengan dua (2) kali rukuk, setiap raka’at.
.
4.  Memperbanyakkan istighfar dan memohon ampun kepada Allah SWT;
.
5.  Antara doa yang biasa dibaca terutama semasa khutbah atau selepas solat sunat gerhana ialah :
.
.

Cara Solat Sunat Kusuf

Solat Sunat Kusuf (Solat Gerhana Matahari) tidak perlu ‘Iqamah’ tapi cukup sekadar ucapan (الصِّلاَةُ جَامِعَةً ) Secara ringkasnya Solat Gerhana / Solat Sunat Kusuf adalah seperti berikut :
  1. Boleh juga dilakukan Solat Gerhana 2 rakaat dengan membaca 4 kali al fatihah 4 kali rukuk dan 4 kali sujud.
  2. Disunatkan membaca dengan suara perlahan surah-surah panjang dalam setiap rakaat solat  gerhana matahari.
  3. Pada setiap rakaat rukuknya dilakukan dua kali, iaitu selepas membaca al-Fatihah dan surah, lalu rukuk.
  4. Bangun i’tidal, lalu membaca Alfatihah dan surah lagi lalu rukuk yang ke dua.
  5. Kemudian i’tidal lagi dengan tu’maninah barulah melakukan sujud yang pertama, duduk antara dua sujud, lalu sujud yang ke dua, kemudian bangun untuk rakaat yang ke dua.
  6. Pada rakaat yang ke dua ini, rukuk dilakukan dua kali seperti pada rakaat yang pertama. Kemudian tahiyat dan diakhiri dengan salam.
  7. Makmum yang hanya dapat mengikut imam ketika berdiri ke dua atau rukuk ke dua dalam rakaat pertama dianggap tidak dapat rakaat pertama.
.
Abdullah bin Amr bin Ash r.a. berkata;

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرو بنِ العَاصِ أَنَّهُ قَالَ: لَمَّا انْكَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ  سَلَّمَ نُودِىَ بِ ( الصَّلاَةُ جَامِعَةً ) فَرَكـَعَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ رَكْعَتَينِ فِى سَجْدَةٍ. ثُمَّ قَامَ فَرَكـَعَ رَكْعَتَينِ فِى سَجْدَةٍ. ثُمَّ جُلِّىَ عَنِ الشَّمْسِ. فَقَالَتْ عَائشَةُ: مَا رَكَعْتُ رُكُوعًا قَطَُّ. وَلاَ سَجَدتُ سُجُودًا قَطَُّ. كَانَ اَطْوَلَ مِنْهُ. 

“Ketika terjadi gerhana di zaman Nabi Muhammad SAW maka diserukan: “Ash-shalaatu jaami’ah (tegakkanlah solat berjamaah).” Kemudian (di dalam solat) Nabi Muhammad SAW rukuk dua kali dalam satu rakaat. Pada rakaat kedua  Nabi Muhammad SAW rukuk dua kali pula. Kemudian duduk dan selesai. Matahari sudah terang kembali. Siti Aisyah berkata: “Belum pernah saya sujud lama, seperti lamanya sujud solat gerhana itu.” (Hr Bukhari dan Muslim).
.
Abu Bakar B. Al-Mundzir berkata:  “Ada beberapa sahabat kami menyatakan bahawa memilih tatacara solat gerhana memiliki landasan hukum. Mereka yang mahu solat gerhana dibolehkan memilih mana-mana tatacara yang dikehendakinya, sama ada dua kali ruku’ dalam setiap raka’at, tiga kali rukuk dalam setiap raka’at, atau empat kali rukuk dalam setiap raka’at.”  (Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, 1/121)
.
.

Nota

  • Makmum yang tertinggal rukuk yang pertama samada dalam rakaat pertama atau rakaat kedua, adalah dikira tidak mendapat rakaat itu dan dia hendaklah menyempurnakan rakaat yang luput itu selepas Imam memberi salam.

Khutbah Solat Gerhana :

  1. Sunat membaca khutbah selepas solat sunat, walaupun telah selesai gerhana.
  2. Khutbahnya adalah seperti khutbah hari raya tetapi tidak disunatkan bertakbir.
  3. Isi khutbah hendaklah menyuruh para jemaah bertaubat, bersedekah, memerdekakan hamba, berpuasa, mengingati manusia supaya tidak lalai, jangan leka dengan dunia dan sebagainya.
  4. Jika solat itu hanya terdiri dari wanita semata-mata, maka tidak perlu khutbah.
Aisyah r.a. berkata :

ثم سلم وقد تجلت الشمس فخطب الناس فقال في كسوف الشمس والقمر إنهما آيتان من آيات الله لا يخسفان لموت أحد ولا لحياته فإذا رأيتموهما فافزعوا إلى الصلاة.

 “Seterusnya Baginda mengakhiri solatnya dengan salam, sedang gerhana matahari telah berakhir. Lalu Baginda berkhutbah kepada manusia: “Pada gerhana matahari dan bulan, sesungguhnya keduanya adalah dua tanda (kebesaran) di antara tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidaklah terjadi gerhana kerana kematian seseorang pula tidaklah kerana kehidupan seseorang. Maka apabila kamu melihat keduanya (gerhana) maka bertandanglah kepada solat gerhana.”  (Riwayat Bukhari r.a.)
.
Umat Islam perlu mengambil kesempatan ini untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dengan mengadakan dan menunaikan ‘Solat Sunat Kusuf’ ini secara berjemaah berserta khutbah gerhana sempena gerhana matahari tersebut. Ibadat sunat ini seharusnya ditunaikan dengan sebaik mungkin, apatah lagi fenomena gerhana ini jarang berlaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar