Membina hubungan rumah tangga bersama dengan suami dan istri dalam sebuah keluarga tentu bukan hal yang mudah seperti yang dibayangkan. Meskipun anda merasakan bahwa cinta pasangan teramat besar saat masih berpacaran sehingga membuat anda yakin dan percaya bahwa pasangan adalah pilihan terbaik yang akan senantiasa membuat hubungan rumah tangga yang dijalani terasa begitu indah tanpa masalah. Namun barulah setelah menikah, anda merasakan jika ternyata cinta dan rasa sayang saja tidak cukup menjamin sebuah hubungan pernikahan untuk jauh dan terhindar dari masalah. Memang benar jika saat pacaran rasa sayang dan cinta yang diberikan oleh pasangan akan terasa begitu dalam sehingga membuat kita percaya bahwa ia akan terus mencintai dan membuat hari-hari yang dijalani bersama senantiasa penuh cinta dan kebahagiaan. Akan tetapi setelah menikah dan seiring berjalannya waktu, akan ada begitu banyak tugas dan tanggung jawab yang menanti masing-masing pasangan untuk bisa memainkan perannya dengan sebaik-baiknya. Sehingga sebuah cintanya saja tidak cukup memberikan kebahagiaan dan kesehjateraan yang bisa menunjang sebuah keluarga berjalan dengan harmonis dan indah seperti pada saat awal-awal pernikahan.
Jalinan rumah tangga yang anda jalani bersama dengan pasangan tidak akan melulu mendapatkan kebahagiaan dan menikmati keindahan saja, ada kalanya anda dan pasangan akan dihadapkan pada kenyataan hidup yang cukup sulit. Na, jika anda tidak mempersiapkannya sejak awal dan tidak diimbangi dengan kemampuan yang cukup serta perekonomian yang memadai, maka masalah akan senantiasa timbul. Baik masalah yang datang dari masing-masing pasangan atau masalah yang timbul karena ujian yang Tuhan berikan untuk membuat kehidupan rumah tangga anda menjadi lebih baik, yang terpenting adalah mempersiapkan segala sesuatu dan mencari solusi bagaimana mengatasi masalah tersebut. Akan betapa sangat membanggakan jika pasangan suami dan istri mampu bekerja sama dan bersinergi bersama pada bagaimana berfokus untuk bisa menyelesaikan masalah dan menghadapi kondisi terburuk dalam rumah tangganya secara bersama-sama.
Tidak sedikit pasangan suami istri yang mampu bertahan dalam segala kondisi, terutama kondisi terburuk dalam kehidupan rumah tangganya. Kurangnya kesanggupan dan egosime membuat pasangan suami istri akhirnya harus berakhir di meja perceraian dengan mengajukan gugatan untuk berpisah. Hal ini tentu saja menjadi sebuah fenomena yang mengkhawatirkan. Seolah saat ini motivasi masyarakat untuk memiliki pernikahan yang bahagia dan mempertahankan hubungan menjadi semakin memudar.
Apalagi saat suami dan istri mengalami perbedaan pendapat atau terjebak dalam sebuah pertengkaran. Saat seseorang bertengkar emosi dan amarahnya seringkali tak bisa dikendalikan sehingga membuat orang suami atau istri secara tidak sengaja mengungkapkan kata-kata yang tidak seharusnya diungkapkan. Kata-kata tersebut bukan hanya dapat melukai hati pasangan, namun juga membuat emosi semakin tersulut dan akhirnya pada kondisi terburuk perpisahan akan menjadi solusi masalah akhir untuk mengatasi pertengkaran yang sering terjadi. Untuk itulah, saat bertengkar bersama dengan pasangan, anda perlu mengetahui hal apa saja yang tidak boleh diucapkan pada pasangan saat anda berdua terjebak dalam sebuah pertengkaran. Perkataan apa saja yang tidak boleh dikatakan sewaktu bertengkar bersama dengan pasangan? Yuk, kita simak berikut ini.
Suami dan Istri Hindari Ucapan Ini Sewaktu Bertengkar
1. Kata Yang Bersifat Ancaman
hindari kata kata berupa ancaman kepada suami istri ketika bertengkar |
Ancaman adalah hal yang seringkali dilontarkan seseorang sewaktu amarahnya membelenggu. Termasuk ketika suami dan istri bertengkar, banyak pasangan yang meremehkan ancaman sewaktu merek bertengkar, yang ada dalam benak mereka adalah bagaimana melampiaskan amarahnya hingga semuanya tercurahkan dan seolah mereka tak mempedulikan perasaan dan hati pasangannya. Namun tahukah anda, ancaman hanya akan semakin menyulut amarah pasangan an membuat masalah semakin memanjang. Kalaupun ancaman tersebut bisa meredakan masalah, sifatnya hanya semantara dan membuat pasangan kita merasa tertekan dengan bayang-banyang ancaman yang kita berikan. Dan setelah ini, maka jangan harap jika hubungan anda bersama dengan pasangan bisa kembali rukun dan harmonis.
Yang ada adalah pasangan merasa takut dan khawatir jika dirinya terus-terusan terancam. Untuk itulah hindari kata-kata yang bernada mengancam seperti misalkan "Awas kamu ya jika kamu terus-terusan seperti ini akan ku kurung kamu dirumah," sebaiknya harus dihindri. Ada begitu banyak keluarga yang berantakan dan mengalami keretakan hubungan setelah adanya ancaman yang diberikan oleh pasangannya. Selain itu, sebuah ancaman tidak membuat pasangan merasa jera atau menghormati anda. Ada pasangan yang ketika diancam malah semakin melakukan sebuah kesalahan, ada juga mereka yang ketakutan dan tidak bisa membuka dirinya pada anda. Anda tentu tidak ingin hal ini terjadi bukan? Jadi demikian, kontrol diri anda dan jangan sampai kata-kata seperti ini anda lontarkan.
2. Kata Kata Yang Mengandung Ungkapan Kebencian
Sewaktu bertengkar bersama dengan pasangan terkadang emosi dan amarah tak bisa kita kendalikan. Namun demikian, hindarilah mengucapkan kata-kata yang mengungkapkan kebencian seperti misalkan "Aku benci dengan sikapmu" atau "Aku benci kamu." Sebab hal ini disadari atau tidak, kata-kata ungkapan kebencian akan membekas dihati pasangan dan membuat mereka sakit hati. Terutama ketika suami yang mengatakan hal ini pada istrinya, perasaan seorang istri yang lebih sensitif mungkin tidak hanya membuat mereka sakit hati. Namun juga membuat mereka berpikiran jika si suami sudah tidak lagi mencintai istrinya. Dan hal inilah yang berbahaya dalam sebuah pernikahan.
Sebuah luka sayatan mungkin bisa anda obati dengan dan tutupi dengan plester. Namun luka dalam hati tidak akan pernah bisa sembuh bahkan dihilangkan. Bahkan ketika masalah tersbeut sudah selesai dan sudah bisa diatasi, hal yang paling tidak diinginkan oleh suami adalah ketika istri teringat kembali kata-kata suami dan sering mengaitkan masalah lain dengan perkataan suami yang membuat masalah semakin memanjang. Untuk itulah, hindari mengucapkan kata-kata tersebut. Ingatkan diri anda bahwa ia adalah orang yang anda sayangi, orang yang selalu anda kasihi dan akan selalu anda kasihi sampai kapanpun.
3. Kata Kata "Selalu" dan "Tidak Pernah"
Mengucapkan dua kata ini sewaktu anda bersama dengan pasangan bertengkar juga perlu dihindari. Sebab hal ini malah akan membuat pasangan merasa tidak dihargai dan membuat pasangan berpikiran apa yang selama ini telah mereka lakukan hanya sia-sia dimata anda. Misalkan ketika suami istri bertengkar karena anak mereka sering terlambat sekolah. "Ini semua gara-gara kamu selalu terlambat menyiapkan sarapan," ungkap suami. Padahal dalam satu bulan, baru dua kali ini sang istri mengalami keterlambatan menyajikan sarapan. Itu juga dengan alasan ia sedang sakit dan merasa tidak enak badan. Sementara itu, ungkapan “tidak pernah” seringkali dikatakan oleh istri pada suaminya. Sewaktu marah pada suami, mereka cenderung mengatakan "Kamu tidak pernah membahagiakanku." dan lain sebagainya. Namun disadari atau tidak, kata "tidak pernah" ini merupakan sebuah pengingkaran yang besar terhadap kebaikan yang dilakukan pasangan. Untuk itulah, baik suami maupun istri sebaiknya bisa mengontrol amarah untuk sebisa mungkin menghindari melontarkan kata-kata ini.
Itulah dia beberapa kata yang sebaiknya tidak dilontarkan suami atau istri sewaktu bertengkar. Memang terkadang sulit sekali mengontrol amarah yang sedang memuncak sewaktu bertengkar, namun sebisa mungkin menghindari mengucapkan beberapa kata diatas akan membuat hubungan anda bersama dengan pasangan tetap terjaga dengan tidak menyakitinya terlalu dalam.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Bertaqwalah kepada Alloh rabbmu. Janganlah engkau keluarkan mereka dari rumah-rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) keluar kecuali kalau mereka melakukan perbuatan keji yang jelas. Itulah hukum-hukum Alloh dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Alloh, sesungguhnya dia telah berbuat dzalim kepada dirinya sendiri. Engkau tidak mengetahui mungkin saja Alloh menjadikan sesudah itu kebaikan.” [QS. Ath-Thalaq ; 1]
Maka, keluarnya seorang istri dari rumah, di samping termasuk sikap yang diharamkan oleh Allah, juga hanya akan memperbesar permasalahan yang sedang terjadi. Janganlah seorang istri muslimah mengikuti apa yang telah dilakukan oleh mayoritas kaum wanita dimana ketika terjadi perselisihan dengan suami-suami mereka, mereka pun berkata, “Pulangkan aku ke rumah orangtuaku!” atau “Aku akan menelpon keluargaku!”, lalu dia pun meminta mereka untuk menjemputnya dari rumah itu. Ini semua dilarang oleh syariat.
Jangan sampai muncul dari kita akhlak yang jelek sehingga menyebabkan kita diusir atau kabur dari rumah kita sendiri. Hendaklah seorang istri tetap tinggal di rumah, dan terus berupaya mencari jalan keluar dari permasalahan dengan berbagai cara yang sesuai syar’i. [rki/gunardi]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar